Saturday, March 25, 2023

Tenang Mommies, Sirop Obat Aman!

Dear mommies,


Jujur aku khawatir banget dengan kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) pada anak – anak yang terjadi akhir tahun 2022 lalu. Tambah panik ketika BPOM menarik izin peredaran sirup obat dan Kemenkes melarang apotek menjual sirop obat dan dokter untuk sementara tidak meresepkan sirop obat sampai instruksi lebih lanjut. Karena sirop obat kan sudah menjadi bagian hidup kita sehari – hari???

Di rumah aku punya sirop multivitamin dan zat besi untuk Miwa. Serta selalu sedia sirup penurun panas dan batuk pilek. Karena anak – anak pasti sedikit – sedikit demam, batuk, atau pilek. Tapi karena sudah ada instruksi tersebut akhirnya semua sirop obat tersebut aku buang menunggu instruksi terbaru dari Kemenkes dan BPOM. Dibilang sayang, ya sayang dibuang. Tapi dalam keadaan seperti ini, kesehatan anak pasti jadi prioritas yg utama.

Qadarullah, bulan Oktober 2022 Miwa mengalami gejala kencing berbau. Aku curiga Miwa mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan aku bawa ke dokter spesialis anak (dr. Yuanita, Sp.A). Setelah cek urin, dokter kemudian meresepkan puyer antibiotik karena pada saat itu sudah ada anjuran Kemenkes agar dokter hanya meresepkan obat puyer. 


 

Dan saat di farmasi, aku jadi iba ya melihat bagian farmasi yg sangat hectic menyiapkan obat puyer. Bisa dibayangkan kan saat itu semua pasien anak harus diberikan puyer. Menunggu puyer jadi bisa 2 sampai 3 jam. Orangtua emosi, anak capek menunggu, dan bagian farmasi yg dikejar oleh waktu untuk menyiapkan obat puyer.

Alhamdulillahnya di rumah sakit tempat aku berobat menyediakan jasa kirim ojek online. Jadi begitu obat Miwa jadi, bagian farmasi akan menginformasikan ke aku via WA, kemudian aku pesan ojek online untuk mengambil obat tersebut.

Semenjak itu aku selalu memantau melalui sosial media mengenai perkembangan sirop obat. Alhamdulillah mulai dari November 2022 BPOM mulai merilis sirop obat yg aman untuk kembali digunakan. Dari situ aku mulai tidak terlalu khawatir karena aku pastikan bahwa sirup obat yg aku gunakan ada di dalam daftar aman tersebut.

Qadarullah akhir Desember 2022 Miwa tiba – tiba diare. Karena frekuensi diarenya semakin sering, aku bawa ke rumah sakit karena takut terjadi dehidrasi. Akhirnya Miwa dirawat dan selama sakit diberikan obat berbentuk serbuk dan sirop. Pada saat itu aku sudah nGGAPA ragu lagi karena bismillah sirup obat tersebut diberikan oleh dokter spesialis anak, ada di dalam daftar sirup obat yg aman digunakan, serta aku berikan sesuai dosis yg diberikan oleh dokter. Alhamdulillah 3 hari dirawat kondisi Miwa membaik dan diperbolehkan pulang oleh dokter. Kemudian kontrol kembali 1 minggu setelahnya. 



Alhamdulillah boleh pulang


Kontrol Seminggu

 

Walaupun jujur saat Miwa demam kemudian diare, sempat terbersit dihati aku takut banget kalo ini merupakan kasus GGAPA karena pada awalnya dari berita yg aku baca, pasien GGAPA dimulai dengan demam. Tapi aku buang pikiran aku jauh – jauh karena aku yakin aku tidak memberikan Miwa sirop obat yg dilarang beredar oleh BPOM dan tetap ber-husnudzhon kepada Allah.

Jadi saat aku diundang untuk menghadiri acara “Sirop Obat Aman untuk Anak” yang diadakan oleh Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Pakar Farmakologi pada Selasa 21 Maret 2023 lalu, aku seneng banget Karena kekhawatiran ibu – ibu terhadap sirop obat anak harus segera sirna. 

 

Andreas  Elfiano Rizaldi - Direktur Eksekutif GP Farmas Indonesia  

 

Andreas Bayu Aji 

Pada sambutannya, Bapak Andreas Bayu Aji selaku ketua penyelenggara mengingatkan bahwa “badai” Etilen Glikol (EG) dan Dietil Gilkol (DEG) yang tercemar pada sirop obat dan menjadi salah satu penyebab terjadinya GGAPA memang sudah berlalu, tetapi “badai” tersebut menyisakan ketidakpercayaan sebagaian masyarakat kerhadap sirup obat. Amankah sirop obat digunakan? 

Maka dari itu Bapak Aji mengajak kepada seluruh narasumber bersama dengan para hadirin untuk menjadi “The Evangelist Squad” ~ untuk memberikan kabar baik, pengetahuan, informasi, dan pengalamannya dalam acara ini sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk kembali menggunakan sirop obat karena telah terjamin keamanannya. 

 

DR. DRA. Agusdini Banun, Apt, MARS

 

Menurut Ibu DR. DRA. Agusdini Banun, Apt, MARS selaku Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jendral Farmasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada saat Kemenkes mengeluarkan instruksi untuk pemberhentian sementara penggunaan sirop obat hal ini dilakukan untuk melindungi anak – anak dari risiko terjadinya GGAPA. Karena pada saat ini baik Kemenkes maupun BPOM belum mengetahui sirop obat mana yang tercemar EG/DEG.

Tetapi setelah dilakukan penelusuran oleh BPOM, Kemenkes bersama dengan BPOM mensosialisasikan sirop obat yang aman untuk digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Kemenkes bersama dengan BPOM untuk menjaga keamanan sirop obat akan meminta kepada pelaku usaha untuk selalu menguji keamanan bahan kandungan obat agar obat yg didistribusikan terjamin keamanannya.

Pada sidang WHO bulan lalu, Indonesia  mendapat apresiasi dunia karena meskipun Indonesia merupakan negara kepulauan, tetapi dapat menyetop kasus massal GGAPA karena instruksi yang tegas dari Kemenkes dan didukung oleh BPOM, GPFI, serta semua pihak yang terkait.

 

Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm

Dra. Tri Asti Isnariani, Apt, M. Pharm selaku Direktur Standarisasi Obat dan Plt. Direktur Registrasi Obat, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia menjelaskan bahwa semenjak terjadinya kasus cemaran Etilen Glikol dan Dietil Gilkol sejak Oktober 2022 lalu, BPOM telah melakukan berbagai macam upaya untuk memastikan dan menjaga mutu sirop obat yang beredar. Mulai dari pengecekan mutu sirop obat, penelusuran produksi dan distribusi sirop obat, hingga  memberikan sanksi administratif terhadap pelanggaran.

BPOM merilis perlahan – lahan daftar sirup obat yang aman untuk digunakan karena setiap sirop obat tersebut diuji keamanannya secara mendetail sehingga masyarakat tidak perlu ragu ataupun khawatir. Masyarakat juga dapat mengecek secara langsung melalui sosial media maupun website BPOM untuk mengetahui daftar nama sirop obat yang aman untuk digunakan. Sehingga baik pasien maupun dokter tidak perlu ragu dalam peresepan sirop obat kembali.

IDAI pun menyarankan agar detail penggunaan sirop obat lebih diperjelas pada kemasan sirop obat dan menjadi kajian dari BPOM.

 

dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K)

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan bahwa kasus GGAPA memang sudah ada di Indonesia. Tetapi saat bulan Agustus sampai Oktober 2022 kasus GGAPA melonjak tinggi membuat banyak kebingungan dimana – mana. Saat terjadi kasus GGAPA di Gambia kemudian dokter di Gambia melakukan zoom meeting dengan dokter di Indonesia dan melihat banyak kesamaan, dilakukan pengecekan ternyata benar ada sirop obat yang mengandung EG/DEG.

Dokter Piprim pun mengatakan jika bukan keberanian dari pihak Kemenkes untuk memberhentikan sementara penggunaan sirop obat, mungkin kasus GGAPA di Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan baik. Dan IDAI mengikuti anjuran Kemenkes dan BPOM dalam penggunaan sirop obat yang telah dinyatakan aman untuk digunakan saat ini. 

apt. Noffrendi Roestram, S.Si

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, apt. Noffrendi Roestram, S.Si bercerita pengalaman apoteker dalam menerima keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses sirop obat dan  panjangnya proses mendapatkan obat puyer, selama periode penarikan sementara sirop obat tahun lalu.

Namun dengan tidak adanya lagi kasus GGAPA masal sejak dirilisnya produk sirop obat oleh BPOM bulan Desember tahun lalu membuktikan keamanan produk tersebut. Dengan demikian pasien dan orangtua tidak perlu lagi khawatir dan dianjurkan untuk membeli sirop obat di apotek resmi, baik yang berdasarkan resep dokter ataupun untuk pembelian obat bebas.

 

Prof. apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D

 

Dalam kaitannya dengan GGAPA, Prof. apt. I Ketut Adnyana, Msi., Ph.D selaku Guru Besar farmakologi – Farmasi Klinis, Institut Teknologi Bandung, menjelaskan bahwa kasus GGAPA pada tahun lalu terjadi karena adanya intoksikasi obat yang tercemar oleh EG/DEG yang melebihi ambang batas sehingga berdampak masal. Namun perlu diketahui bahwa GGAPA bisa disebabkan oleh berbagai faktor lainnya (multifactorial) seperti status kesehatan pasien (riwayat penyakit), alergi terhadap suatu bahan tertentu, infeksi (termasuk Covid-19), status nutrisi (dehidrasi), obat, makanan, logam berat, toksikan (EG/DEG dari berbagai sumber), dan lain sebagainya.

 

Mona Ratuliu

Pada acara ini hadir juga perwakilan Ibu Indonesia yaitu mba Mona Ratuliu yang bercerita bagaimana ia melewati hari dengan penuh kekhawatiran bersama dengan dua balita yang ada di rumah semenjak kasus GGAPA melonjak dan larangan sementara penggunaan sirop obat. Tetapi semenjak BPOM merilis daftar sirop obat yang aman digunakan, mba Mona ngga khawatir lagi untuk memberikan sirup obat saat kedua balitanya demam atau batuk pilek. 

 


 

Jadi mommies, ngga perlu khawatir lagi ya dalam memberikan sirop obat untuk anak. Pastikan sirup obat dibeli melalui apotik yang terpercaya dan diberikan sesuai dosis atau sesuai instruksi dokter.

 

Salam sehat, M

Manda dan Miwa  



No comments:

Post a Comment

Terimakasih banyak pretty ladies untuk komentarnya :*